Mereka yang abai terhadap kehidupan beralasan; "Hidup kita masingmasing, kalau kamu bahagia dengan imanmu, silakan saja. Tapi nggak perlu ngajak saya, karena saya sudah bahagia dengan kehidupan saya", begitu
Ada benarnya juga. After all, hidup memang pilihan, dan kita nggak akan pernah bisa memaksa agar orang meyakini Islam. Walau tentu ketika kita mencintai Islam pastilah kita akan mendakwahkan Islam
Tapi soal pilihan, setiap orang punya hak, kita nggak bisa memaksa, kita hanya bisa memberikan saran, adapun keputusan akhir, tetap pada diri masingmasing. Itulah kenapa kita dihisab sendirisendiri
Hanya saja, bagi mereka yang masih mau membuka pikirannya. Kita harus paham bahwa kita takkan abadi. Bila kita punya awal, maka kita pasti juga akan berakhir
Pertanyaannya, apakah mati itu sebuah akhir? Atau awal yang lain?
Hidup di dunia itu seperti ada di sebuah terminal airport. Ada banyak destinasi, ada banyak manusia, dengan berbagai keperluan dan bermacam jenisnya, dan tentu ada berbagai promo destinasi
Masingmasing membuat keputusan, dengan berbagai macam alasan. Ada pula yang bingung lalu memutuskan tetap di airport saja. Tapi apapun yang mereka pilih, akan ada masa dimana semua berakhir
Sebagaimana tiap perlombaan selalu ada penilaiannya, hidup pun sama. Pertanyaannya, apakah kita melakukan hal yang benar selama di dunia? Ataukah kita termasuk yang lalai?
Ada 30 menitan bahasan tentang "Iman dan Destinasi Kehidupan" di sharing Bedah Buku Beyond The Inspiration kali ini. SHARE ke siapapun yang kita peduli, mudahmudahan jadi kebaikan juga bagi kita
Buku Beyond The Inspiration bisa dipesan online di bukusip.com, boleh juga follow @bukusip di IG. Semoga Allah senantiasa menunjuki kita dalam kebaikan