15 YouTube views, likes subscribers in 10 minutes. Free!
Get Free YouTube Subscribers, Views and Likes

Jihad Paling Mengagumkan - Kisah Abu Qudamah

Follow
Tinta Mahabbah

Abu Qudamah adalah seorang yang hatinya dipenuhi kecintaan akan jihad fi sabilillah. Tak pernah ia mendengar akan jihad fi sabilillah, atau adanya perang antara kaum muslimin dengan orang kafir, kecuali ia selalu ambil bagian bertempur di pihak kaum muslimin.

Suatu ketika saat ia sedang dudukduduk di Masjidil Haram, ada sekelompok orang yang menghampirinya seraya berkata, “Wahai Abu Qudamah, Anda adalah orang yang gemar berjihad di jalan Allah, maka ceritakanlah peristiwa paling ajaib yang pernah kau alami dalam berjihad.”

“Baiklah, aku akan menceritakannya bagi kalian,” kata Abu Qudamah.

“Suatu ketika aku berangkat bersama beberapa sahabatku untuk memerangi kaum Salibis di pos penjagaan dekat perbatasan. Dalam perjalanan itu aku melalui kota Raqh (sebuah kota di Irak, dekat sungai Eufrat). Di sana aku membeli seekor unta yang akan kugunakan untuk membawa persenjataanku. Di samping itu aku mengajak warga kota lewat masjidmasjid, untuk ikut serta dalam jihad dan berinfak fi sabilillah.

Menjelang malam harinya, ada orang yang mengetuk pintu. Tatkala kubukakan, ternyata ada seorang wanita yang menutupi wajahnya dengan gaunnya.

“Apa yang Anda inginkan?” tanyaku kepadanya.

“Andakah yang bernama Abu Qudamah?” katanya balik bertanya.

“Benar,” jawabku.

“Andakah yang hari ini mengumpulkan dana untuk membantu jihad di perbatasan?” tanyanya kembali.

“Ya, benar,” jawabku.

Maka wanita itu menyerahkan secarik kertas dan sebuah bungkusan terikat, kemudian berpaling sambil menangis.

Pada kertas itu tertulis, “Anda mengajak kami untuk ikut berjihad, namun aku tak sanggup untuk itu. Maka kupotong dua buah kuncir kesayanganku agar Anda jadikan sebagai tali kuda Anda. Kuharap bila Allah melihatnya pada kuda Anda dalam jihad, Dia mengampuni dosaku karenanya.”

“Demi Allah, aku kagum atas semangat dan kegigihan wanita itu untuk ikut berjihad, demikian pula dengan kerinduannya untuk mendapat ampunan Allah dan SurgaNya,” kata Abu Qudamah.

Keesokan harinya, aku bersama sahabatku beranjak meninggalkan Raqh. Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tibatiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggilmanggil,

“Hai Abu Qudamah.. Abu Qudamah.. tunggulah sebentar, semoga Allah merahmatimu,” teriak orang itu.

“Kalian berangkat saja duluan, biar aku yang mencari tahu tentang orang ini,” perintahku pada para sahabatku.

Ketika aku hendak menyapanya, orang itu mendahuluiku dan mengatakan,

“Segala puji bagi Allah yang mengizinkanku untuk ikut bersamamu, dan engkau tidak menolak keikutsertaanku.”

“Apa yang kau inginkan?” tanyaku kepadanya.

Ia menjawab, “Aku ingin ikut bersamamu memerangi orangorang kafir,”

“Perlihatkan wajahmu, aku ingin lihat. Kalau engkau memang cukup dewasa dan wajib berjihad, akan aku terima. Namun jika masih kecil dan tidak wajib berjihad, terpaksa kutolak.” Kataku kepadanya.

Ketika ia menyingkap wajahnya, tampak olehku wajah yang putih bersinar bak bulan purnama. Ternyata ia masih muda belia, dan umurnya baru 17 tahun.

Aku bertanya, “Wahai anakku, apakah kamu memiliki ayah?”

Ia menjawab, “Ayah terbunuh di tangan kaum Salibis dan aku ingin ikut bersamamu untuk memerangi orangorang yang membunuh ayahku,”

Aku kembali bertanya, “Bagaimana dengan ibumu, masih hidupkah dia?”

“Ya,” jawabnya.

“Kembalilah ke ibumu dan rawatlah ia baikbaik, karena surga ada di bawah telapak kakinya,” pintaku kepadanya.

Ia bertanya, “Kau tak kenal ibuku?”

“Tidak,” jawabku.

Ia berkata, “Ibuku ialah pemilik titipan itu,”

“Titipan yang mana,” tanyaku keheranan.

“Dialah yang menitipkan tali kuda itu,” jawabnya.

Dengan keheranan aku kembali bertanya, “Tali kuda yang mana?”



#kisahislami
#kisahsahabatnabi
#tintamahabbah

posted by Defereriasu