Selama sebelas tahun, Khalil dan keluarganya mencari suaka. Mereka berpindahpindah negara, membayar penyelundup, harus berpisah, hingga berjalan kaki ratusan kilometer.

"Semua perjuangan itu, demi mencari hidup yang lebih baik," ujar Khalil.

Kisah Khalil bermula pada 2012. Kala itu, dia dan keluarganya melarikan diri dari perang yang terjadi di Homs, Suriah. Mereka mengungsi ke Lebanon.

Setahun kemudian, keluarga Khalil dipindahkan ke Turki, bergabung dengan jutaan pengungsi lainnya di sana. Dari Turki, mereka membayar penyelundup agar bisa menyeberang ke Yunani.

Di usia 13 tahun, Khalil berpisah dengan keluarganya. Dia bergabung dengan rombongan pengungsi lain yang ingin mengadu nasib ke Eropa Barat.

Dia berjalan kaki sejauh ratusan kilometer, menghadapi cuaca dingin yang membuatnya terkena gangguan jantung dan pernapasan.

Perjalanan Khalil sempat terhenti di Serbia. Di sana dia dibantu lembaga pelayanan pengungsi, sehingga bisa mendapatkan perawatan kesehatan serta pendidikan,.

Di usia 17 tahun, setelah 11 tahun berjuang, kabar yang dinanti tiba. Melalui sang ibu yang telah mendapat suaka di Belanda, keluarga mereka masuk kualifikasi penyatuan kembali.

Kini, setelah terpisah bertahuntahun, keluarga Khalil berkumpul kembali, mereka mendapat suaka dan menetap di Belanda.

#pengungsi #suriah
============
Berlangganan channel ini di sini: https://bit.ly/2Mkg9hY

Ini adalah channel resmi BBC Indonesia, di mana kami menyajikan berita internasional dan berita nasional yang akurat dan tidak berpihak.

Video tentang berita terkini disajikan dalam berbagai format, mulai dari video dokumenter, video eksplainer, dan wawancara tokoh.

Terima kasih telah mengunjungi kami. Ikuti juga akun media sosial kami lainnya:
▪ Instagram:   / bbcindonesia  
▪ Twitter:   / bbcindonesia  
▪ Facebook:   / bbcnewsindonesia  

#bbcindonesia